Wednesday, 19 October 2016

EGO DALAM HUBUNGAN




   Pernah ga? Merasa cemburu Cuma gara-gara teman kita lebih asyik sama pacarnya dibanding kumpul sama kita? Dia yang dulu selalu ada ketika kita kesepian, dia yang dulu selalu siap kapan saja ketika kita ajak main, dia yang selalu asyik kapanpun, dan kini tiba-tiba dia jadi lebih asyik sama orang lain yang baru dikenalnya.
    Orang baru yang hadir dalam kehidupannya seakan merampas dan menjadikannya tak seAsyik dulu, bahkan membuatnya jadi membosankan.
   Haha, beberapa orang pasti pernah merasakan perasaan seperti itu, dan tanpa kita sadari hal itu merupakan sebuah kecemburuan kepada seseorang yang baru, yang mampu menggantikan posisi kita sebelumnya dikehidupannya. Memang bener sih, kata-kata yang sering kita dengar “ternyata!, lebih sakit lihat sahabat kita punya sahabat baru, dari pada lihat mantan pacar punya pacar baru”. Ya!, meskipun dia masih sering main dan nongkrong sama kita, tapi disuatu moment ketika kita ngehubungin dia dan dia sedang bersama pacarnya, rasanya sangat menyebalkan, seakan-akan ada perasaan tak menyenangkan dalam hati yang mengucap “oh, jadi dia lebih mentingin pacarnya dari pada temannya, CKPTW!”.
   Mungkin itu sedikit perasaan yang saat ini baru bisa aku pahami dari beberapa temanku ketika aku mulai menjalin sebuah hubungan dengan pacarku yang sekarang. Entah!, pemikiranku itu hanya sebuah ekspetasi atau penalaran?, namun itu yang tiba-tiba terfikirkan olehku ketika aku mencoba menggabungkan semuanya, bukan mencoba untuk berfikir negative namun itulah yang dirasakan oleh hatiku.
   Sekarang aku sedang menjalani sebuah hubungan dengan pacar baruku yang aku kenal sekitar beberapa bulan yang lalu, awalnya tak ada tentangan dari teman-temanku ketika aku mendekatinya, hingga aku jadian pun mereka sama sekali tak melarang. Sebulan setelah jadianpun teman-temanku masih asyik dan akrab dengan pacarku, perasaanku saat itu sangat tenang bahkan untuk membagi waktu antara teman dan pacar pun aku tak terlalu sulit. Teman-teman selalu memberikan waktu ketika aku bersama pacarku dan begitupun sebaliknya.
   Jalan 2 bulan semuanya masih terasa tenang, meskipun disini aku mulai merasakan sebuah ketidaknyamanan disatu sisi, awalnya aku tak menghiraukan perasaan tersebut, kufikir itu mungkin hanya sebuah perasaan khawatir jika aku tak bisa lagi membagi waktu untuk mereka.
   Masuk bulan ke-3, dimulai dari sini aku mulai merasa tidak nyaman, aku mulai mendengar perkataan “yah, sekarang yang sudah punya pacar jadi gaasyik” dari beberapa temanku, meskipun awalnya aku menganggap hal itu sebagai sebuah candaan, namun kelamaan kata-kata seperti itu membuatku merasa sangat tidak nyaman, membuatku mulai berfikir “apa memang aku terlalu sibuk pacaran atau aku memang sudah ga asyik”, entahlah! Hal tersebut semakin lama aku fikirkan rasanya hanya menambah beban dalam otakku, meskipun aku merasa gak nyaman tapi tetap aku jalani, karena menurutku “sebuah pertemanan itu bukan perkara nyaman atau tidak nyaman, namun perkara ketika kita salah mereka masih mau mengingatkan kita bukan malah menjauhi kita”.
   Difase ini aku benar-benar sangat bimbang, aku mulai berfikir apa ada yang salah dariku? Sepertinya aku tak melakukan apapun. Kemudian aku perlahan-lahan mulai mendekatkan diri ke teman-temanku lagi, saat itu aku sangat sering membatalkan janji dengan pacarku hanya demi main bareng sama teman-temanku, saat itu pula mereka mulai mengurangi keluhan tentang sikapku yang kata mereka pacaran mulu. Namun, tak disangka disisi lain pacarku yang menganggap aku perlahan berubah, katanya aku yang sekarang jadi lebih sibuk main sama teman-temanku dan jarang ada waktu untuknya, hingga dia bilang “enak ya jadi temen-temen kamu, bisa ketemu kamu kapan aja!, gak kayak aku yang musti nunggu seminggu dulu buat ketemu kamu, dan itupun masih sering dibatalin”.
   Sebuah tindakan tanpa pikir panjang ketika waktuku dominan untuk teman-temanku dari pada pacarku, rasa tak nyaman itu muncul lagi, aku mulai berfikir lagi diatas ketidaknyamanan tersebut supaya aku tak menyakiti siapapun. Disinipun aku tak boleh menyalahkan siapapun karena memang tak ada yang salah. Aku butuh teman-temanku dan begitupun aku juga gak mungkin meninggalkan pacarku, namun terkadang ketika aku terlalu memikirkan cara untuk selalu ada buat mereka aku menemukan sebuah keresahan kecil dalam hatiku, aku mulai tak bisa menikmati setiap tindakan yang aku lakukan, selalu ada perasaan gelisah ketika aku bersama teman-temanku dan juga ketika aku bersama pacarku, aku kehilangan rasa nyaman yang dulu aku dapatkan ketika bermain bersama mereka.
   Aku gak tahu lagi harus berbuat apa supaya perasaan nyaman itu aku peroleh kembali, rasanya seperti aku lelah dengan semua kebohongan dan senyuman palsu yang aku perlihatkan didepan mereka, aku hanya ingin menjalani kehidupan tanpa konsekuensi omongan tentang diriku yang selalu memperlihatkan kebodohanku mengatur waktu antara pacaran dan pertemanan. Aku muak dengan semua tindakan mereka, ketika ada kesempatan main bareng dan mempertemukan merekapun (pacarku dan teman-temanku) aku merasakan sebuah pesan tersirat yang tercurahkan dari ekspresi mereka, sebuah pesan dimana mereka saling tidak suka, meskipun ketika itu pula mereka mampu tertawa bersama, tapi disatu sisi aku melihat adanya hal tersebut, sebuah ketidakharmonisan yang membuatku tak merasa nyaman sama sekali.
   Intinya saat ini, aku hanya ingin mereka seperti dulu lagi, aku akan selalu mencoba menyediakan waktu untuk mereka dan tetap melakukan yang terbaik meskipun aku harus selalu menahan perasaan tak nyaman tersebut, meskipun itu artinya aku harus selalu memperlihatkan fake smile yang melelahkan itu, namun harapanku tetap sama. Jadi aku akan terus melakukan hal bodoh itu hinnga melihat keharmonisan itu terjalin lagi, meskipun aku tak tahu sampai kapan aku harus membohongi perasaanku seperti ini.
   Aku sayang sama mereka, sama pacarku dan sama teman-temanku. Aku gak mau melukai mereka hanya karena kebodohanku dalam mengatur waktu. Dan dengan tulisan ini aku ingin menyampaikan, “jadilah teman yang baik, temen yang gak ngelarang temennya buat pacaran, dan juga jadilah pacar yang baik, pacar yang gak ngelarang pacarnya buat temenan”. Karena suatu saat nanti, yakinlah ketika pacar kita lagi sibuk dan pergi dengan keseruanya, setidaknya kita masih punya teman yang siap main sama kita, dan begitupun sebaliknya.
   Dan tetaplah berlaku baik meskipun kebaikan kita tak terlihat, bahkan tak dihargai. Dan yakinlah, yang namanya sebuah usaha dengan tujuan baik suatu saat pasti akan berbuah manis meskipun dalam prosesnya terasa menyakitkan. Pertahankan apa yang menurutmu layak untuk dipertahankan, pikirkanlah secara matang sebelum kamu melakukan sebuah tindakan, air yang tumpah dari gelas tak akan bisa diambil lagi.

EGO DALAM HUBUNGAN Rating: 4.5 Diposkan Oleh: aisekunder.blogspot.com

2 komentar:

  1. Manusia memang bukan makhluk yg sempurna... Ada Kala dimana Kita harus berpindah Dari zona nyaman remaja menuju yg namanya pendewasaan. Prosesny memamng menyesakkan Dan kadang Kita berfikir unt pergi Dr smua itu lalu kembali ke zona nyaman Kita sbg remaja yg slalu asik dg teman..tp cobalah saring Hal tersebut,karma Ada Hal Dan pelajaran yg sangaat mahal di dalamnya..so keep calm... #just_coment_hehehe

    ReplyDelete

Popular Posts