Pernah ga? Merasa cemburu Cuma
gara-gara teman kita lebih asyik sama pacarnya dibanding kumpul sama kita? Dia
yang dulu selalu ada ketika kita kesepian, dia yang dulu selalu siap kapan saja
ketika kita ajak main, dia yang selalu asyik kapanpun, dan kini tiba-tiba dia
jadi lebih asyik sama orang lain yang baru dikenalnya.
Orang
baru yang hadir dalam kehidupannya seakan merampas dan menjadikannya tak
seAsyik dulu, bahkan membuatnya jadi membosankan.
Haha,
beberapa orang pasti pernah merasakan perasaan seperti itu, dan tanpa kita
sadari hal itu merupakan sebuah kecemburuan kepada seseorang yang baru, yang
mampu menggantikan posisi kita sebelumnya dikehidupannya. Memang bener sih,
kata-kata yang sering kita dengar “ternyata!,
lebih sakit lihat sahabat kita punya sahabat baru, dari pada lihat mantan pacar
punya pacar baru”. Ya!, meskipun dia masih sering main dan nongkrong sama
kita, tapi disuatu moment ketika kita ngehubungin dia dan dia sedang bersama
pacarnya, rasanya sangat menyebalkan, seakan-akan ada perasaan tak menyenangkan
dalam hati yang mengucap “oh, jadi dia
lebih mentingin pacarnya dari pada temannya, CKPTW!”.
Mungkin
itu sedikit perasaan yang saat ini baru bisa aku pahami dari beberapa temanku
ketika aku mulai menjalin sebuah hubungan dengan pacarku yang sekarang. Entah!,
pemikiranku itu hanya sebuah ekspetasi atau penalaran?, namun itu yang
tiba-tiba terfikirkan olehku ketika aku mencoba menggabungkan semuanya, bukan
mencoba untuk berfikir negative namun itulah yang dirasakan oleh hatiku.
Sekarang
aku sedang menjalani sebuah hubungan dengan pacar baruku yang aku kenal sekitar
beberapa bulan yang lalu, awalnya tak ada tentangan dari teman-temanku ketika
aku mendekatinya, hingga aku jadian pun mereka sama sekali tak melarang.
Sebulan setelah jadianpun teman-temanku masih asyik dan akrab dengan pacarku,
perasaanku saat itu sangat tenang bahkan untuk membagi waktu antara teman dan
pacar pun aku tak terlalu sulit. Teman-teman selalu memberikan waktu ketika aku
bersama pacarku dan begitupun sebaliknya.
Jalan
2 bulan semuanya masih terasa tenang, meskipun disini aku mulai merasakan
sebuah ketidaknyamanan disatu sisi, awalnya aku tak menghiraukan perasaan
tersebut, kufikir itu mungkin hanya sebuah perasaan khawatir jika aku tak bisa
lagi membagi waktu untuk mereka.
Masuk
bulan ke-3, dimulai dari sini aku mulai merasa tidak nyaman, aku mulai
mendengar perkataan “yah, sekarang yang
sudah punya pacar jadi gaasyik” dari beberapa temanku, meskipun awalnya aku
menganggap hal itu sebagai sebuah candaan, namun kelamaan kata-kata seperti itu
membuatku merasa sangat tidak nyaman, membuatku mulai berfikir “apa memang aku terlalu sibuk pacaran atau
aku memang sudah ga asyik”, entahlah! Hal tersebut semakin lama aku
fikirkan rasanya hanya menambah beban dalam otakku, meskipun aku merasa gak
nyaman tapi tetap aku jalani, karena menurutku “sebuah pertemanan itu bukan perkara nyaman atau tidak nyaman, namun
perkara ketika kita salah mereka masih mau mengingatkan kita bukan malah menjauhi
kita”.
Difase
ini aku benar-benar sangat bimbang, aku mulai berfikir apa ada yang salah
dariku? Sepertinya aku tak melakukan apapun. Kemudian aku perlahan-lahan mulai
mendekatkan diri ke teman-temanku lagi, saat itu aku sangat sering membatalkan
janji dengan pacarku hanya demi main bareng sama teman-temanku, saat itu pula
mereka mulai mengurangi keluhan tentang sikapku yang kata mereka pacaran mulu.
Namun, tak disangka disisi lain pacarku yang menganggap aku perlahan berubah,
katanya aku yang sekarang jadi lebih sibuk main sama teman-temanku dan jarang
ada waktu untuknya, hingga dia bilang “enak
ya jadi temen-temen kamu, bisa ketemu kamu kapan aja!, gak kayak aku yang musti
nunggu seminggu dulu buat ketemu kamu, dan itupun masih sering dibatalin”.
Sebuah
tindakan tanpa pikir panjang ketika waktuku dominan untuk teman-temanku dari
pada pacarku, rasa tak nyaman itu muncul lagi, aku mulai berfikir lagi diatas
ketidaknyamanan tersebut supaya aku tak menyakiti siapapun. Disinipun aku tak
boleh menyalahkan siapapun karena memang tak ada yang salah. Aku butuh
teman-temanku dan begitupun aku juga gak mungkin meninggalkan pacarku, namun
terkadang ketika aku terlalu memikirkan cara untuk selalu ada buat mereka aku
menemukan sebuah keresahan kecil dalam hatiku, aku mulai tak bisa menikmati
setiap tindakan yang aku lakukan, selalu ada perasaan gelisah ketika aku
bersama teman-temanku dan juga ketika aku bersama pacarku, aku kehilangan rasa
nyaman yang dulu aku dapatkan ketika bermain bersama mereka.
Aku
gak tahu lagi harus berbuat apa supaya perasaan nyaman itu aku peroleh kembali,
rasanya seperti aku lelah dengan semua kebohongan dan senyuman palsu yang aku
perlihatkan didepan mereka, aku hanya ingin menjalani kehidupan tanpa
konsekuensi omongan tentang diriku yang selalu memperlihatkan kebodohanku
mengatur waktu antara pacaran dan pertemanan. Aku muak dengan semua tindakan
mereka, ketika ada kesempatan main bareng dan mempertemukan merekapun (pacarku
dan teman-temanku) aku merasakan sebuah pesan tersirat yang tercurahkan dari
ekspresi mereka, sebuah pesan dimana mereka saling tidak suka, meskipun ketika
itu pula mereka mampu tertawa bersama, tapi disatu sisi aku melihat adanya hal
tersebut, sebuah ketidakharmonisan yang membuatku tak merasa nyaman sama
sekali.
Intinya
saat ini, aku hanya ingin mereka seperti dulu lagi, aku akan selalu mencoba menyediakan
waktu untuk mereka dan tetap melakukan yang terbaik meskipun aku harus selalu
menahan perasaan tak nyaman tersebut, meskipun itu artinya aku harus selalu
memperlihatkan fake smile yang melelahkan itu, namun harapanku tetap sama. Jadi
aku akan terus melakukan hal bodoh itu hinnga melihat keharmonisan itu terjalin
lagi, meskipun aku tak tahu sampai kapan aku harus membohongi perasaanku seperti
ini.
Aku
sayang sama mereka, sama pacarku dan sama teman-temanku. Aku gak mau melukai
mereka hanya karena kebodohanku dalam mengatur waktu. Dan dengan tulisan ini
aku ingin menyampaikan, “jadilah teman
yang baik, temen yang gak ngelarang temennya buat pacaran, dan juga jadilah
pacar yang baik, pacar yang gak ngelarang pacarnya buat temenan”. Karena
suatu saat nanti, yakinlah ketika pacar kita lagi sibuk dan pergi dengan
keseruanya, setidaknya kita masih punya teman yang siap main sama kita, dan
begitupun sebaliknya.
Dan
tetaplah berlaku baik meskipun kebaikan kita tak terlihat, bahkan tak dihargai.
Dan yakinlah, yang namanya sebuah usaha dengan tujuan baik suatu saat pasti
akan berbuah manis meskipun dalam prosesnya terasa menyakitkan. Pertahankan apa
yang menurutmu layak untuk dipertahankan, pikirkanlah secara matang sebelum
kamu melakukan sebuah tindakan, air yang
tumpah dari gelas tak akan bisa diambil lagi.
Manusia memang bukan makhluk yg sempurna... Ada Kala dimana Kita harus berpindah Dari zona nyaman remaja menuju yg namanya pendewasaan. Prosesny memamng menyesakkan Dan kadang Kita berfikir unt pergi Dr smua itu lalu kembali ke zona nyaman Kita sbg remaja yg slalu asik dg teman..tp cobalah saring Hal tersebut,karma Ada Hal Dan pelajaran yg sangaat mahal di dalamnya..so keep calm... #just_coment_hehehe
ReplyDeleteHaha, bener fan,..
DeleteAmbil apa yg baik saja